Cara Menghitung Weton Jawa Beserta Arti Penafsiran dan Contohnya

Cara Menghitung Weton Jawa Beserta Arti Penafsiran dan Contohnya

  • Cara menghitung weton jawa adalah praktik yang memerlukan pemahaman tentang neptu, yang merupakan angka yang dihasilkan dari kombinasi hari dan pasaran
  • Weton adalah sistem kombinasi antara hari-hari dalam kalender masehi (Senin hingga Minggu) dan pasaran Jawa (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon).

Masyarakat Jawa memiliki tradisi yang kaya akan nilai-nilai budaya dan spiritualitas. Salah satu tradisi yang sangat penting adalah penggunaan weton dalam kehidupan sehari-hari.

Weton, sebagai kombinasi antara hari kelahiran dan pasaran dalam kalender Jawa, digunakan untuk berbagai tujuan, seperti menentukan hari baik untuk pernikahan, meramal karakter seseorang, hingga menjelaskan nasib dan keberuntungan.

Kepercayaan terhadap kalender Jawa ini memiliki akar yang kuat dalam budaya masyarakat, dan hingga kini masih dihormati dan digunakan dalam berbagai aspek kehidupan.

Pengertian dan Sejarah Weton

Weton adalah sistem kombinasi antara hari-hari dalam kalender masehi (Senin hingga Minggu) dan pasaran Jawa (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon).

Kombinasi hari dan pasaran ini kemudian menghasilkan angka tertentu yang disebut neptu, yang digunakan untuk berbagai perhitungan tradisional. Penggunaan weton sangat luas, mulai dari menentukan hari baik untuk berbagai kegiatan hingga meramal karakter dan nasib seseorang.

Sejarah penggunaan weton dapat ditelusuri hingga zaman dahulu kala, di mana masyarakat Jawa menggunakannya sebagai panduan dalam berbagai aspek kehidupan. Nama-nama hari pasaran seperti Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon bahkan diambil dari nama-nama roh dalam kepercayaan Jawa, yaitu Batara Legi, Batara Pahing, Batara Pon, Batara Wage, dan Batara Kliwon.

Dalam budaya Jawa, konsep sedulur papat lima pancer (empat saudara dan satu pusat) sangat penting, dan lima hari pasaran ini erat kaitannya dengan keyakinan tersebut.

Siklus Penanggalan dalam Kalender Jawa

Siklus Hari Pasaran

Dalam kalender Jawa, terdapat dua siklus utama yang digunakan, yaitu saptawara (siklus tujuh hari) dan pancawara (siklus lima hari). Saptawara adalah siklus yang sesuai dengan kalender masehi, yaitu Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu. Setiap hari dalam saptawara memiliki makna filosofis tersendiri, seperti:

  • Radite (Minggu): melambangkan meneng (diam).
  • Soma (Senin): melambangkan maju.
  • Hanggara (Selasa): melambangkan mundur.
  • Buda (Rabu): melambangkan mangiwa (bergerak ke kiri).
  • Respati (Kamis): melambangkan manengen (bergerak ke kanan).
  • Sukra (Jumat): melambangkan munggah (naik ke atas).
  • Tumpak (Sabtu): melambangkan tumurun (bergerak turun).

Pancawara, atau pasaran, terdiri dari Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon yang masing-masing juga memiliki makna filosofis, seperti:

  • Kliwon (Kasih): melambangkan jumeneng (berdiri).
  • Legi (Manis): melambangkan mungkur (berbalik arah ke belakang).
  • Pahing (Jenar): melambangkan madep (menghadap).
  • Pon (Palguna): melambangkan sare (tidur).
  • Wage (Cemengan): melambangkan lenggah (duduk).

Siklus Bulan dalam Kalender Jawa

Kalender Jawa juga memiliki 12 bulan, yang sebagian besar namanya diadaptasi dari bahasa Arab dengan penyesuaian lidah Jawa, seperti Sura, Sapar, Mulud, Bakdamulud, Jumadilawal, Jumadilakhir, Rejeb, Ruwah, Pasa, Sawal, Dulkangidah (Séla), dan Besar.

Setiap bulan ini memiliki makna dan kaitan dengan perayaan tertentu dalam kalender Hijriah, misalnya bulan Pasa yang berkaitan dengan bulan Ramadan.

Siklus Tahun dalam Kalender Jawa

Tahun dalam kalender Jawa dibagi menjadi siklus delapan tahun yang disebut windu, yang terdiri dari Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.

Dalam satu windu, terdapat tahun yang memiliki umur panjang (355 hari) yang disebut tahun panjang dan tahun dengan umur pendek (354 hari) yang disebut tahun pendek.

Siklus windu ini merupakan sistem penjadwalan yang kompleks tetapi sangat penting dalam perhitungan peristiwa-peristiwa besar dalam kehidupan masyarakat Jawa.

Cara Menghitung Weton Jawa

Menghitung weton adalah praktik yang memerlukan pemahaman tentang neptu, yang merupakan angka yang dihasilkan dari kombinasi hari dan pasaran. Berikut cara menghitung weton jawa:

Penggunaan Neptu dalam Menghitung Weton

Kombinasi neptu dapat diperoleh dari dua tabel berikut: satu untuk hari-hari dalam saptawara dan satu lagi untuk hari-hari pasaran dalam pancawara. Tabel di bawah ini menunjukkan nilai neptu untuk setiap hari dan pasaran:

Tabel Neptu Hari dan Pasaran dalam Kalender Jawa

HariNeptuPasaranNeptu
Minggu5Wage4
Senin4Kliwon8
Selasa3Legi5
Rabu7Pahing9
Kamis8Pon7
Jumat6
Sabtu9

Contoh Penghitungan Weton

Misalnya, Anda lahir pada hari Selasa Kliwon. Untuk menghitung weton Anda:

  1. Neptu untuk Selasa adalah 3.
  2. Neptu untuk Kliwon adalah 8.
  3. Jadi, jumlahkan neptu Selasa dan Kliwon: 3 + 8 = 11.

Dengan hasil ini, weton Anda adalah 11. Angka weton ini kemudian digunakan untuk berbagai penafsiran seperti karakter, keberuntungan, hingga kecocokan jodoh.

Arti dan Penafsiran Hasil Perhitungan Weton

Makna Hasil Perhitungan Neptu Weton Jodoh

Setelah Anda menghitung neptu weton Anda dan pasangan, hasil totalnya bisa memberikan gambaran tentang hubungan dan masa depan Anda. Berikut beberapa kategori hasil perhitungan weton jodoh:

  • Pegat (1, 9, 10, 18, 19, 27, 28, 36): Hubungan yang rawan akan masalah besar seperti perselingkuhan atau masalah ekonomi yang dapat berujung pada perceraian.
  • Ratu (2, 11, 20, 29): Jodoh sejati yang harmonis dan bahagia, seringkali membuat iri orang lain.
  • Jodoh (3, 12, 21, 30): Hubungan yang sangat baik dengan kehidupan rumah tangga yang rukun dan damai.
  • Topo (4, 13, 22, 31): Awal yang sulit namun seiring waktu akan menemukan banyak kebahagiaan.
  • Tinari (5, 14, 23, 32): Kehidupan yang penuh keberuntungan dan rezeki yang cukup.
  • Padu (6, 15, 24, 33): Sering mengalami pertengkaran kecil namun tidak berujung pada perceraian.
  • Sujanan (7, 16, 25, 34): Potensi besar untuk perselingkuhan dan pertengkaran besar.
  • Pesthi (8, 17, 26, 35): Kehidupan rumah tangga yang sangat rukun dan harmonis.

Karakter Berdasarkan Weton Kelahiran

Selain untuk meramal jodoh, weton juga dapat menentukan karakter seseorang berdasarkan hari kelahiran dalam saptawara:

  • Minggu: Berwibawa dan penuh kasih sayang.
  • Senin: Ikhlas dan adil.
  • Selasa: Boros dan cepat bosan.
  • Rabu: Berani dan tegas.
  • Kamis: Temperamental dan mudah tersanjung.
  • Jumat: Dermawan dan mudah bergaul.
  • Sabtu: Pekerja keras dan banyak akal.

Kesimpulan

Weton adalah salah satu warisan budaya yang kaya dari masyarakat Jawa yang memberikan pandangan mendalam tentang kehidupan, karakter, dan nasib seseorang.

Meskipun mungkin tampak kompleks, seiring dengan pemahaman yang mendalam, menghitung weton dan menafsirkan hasilnya dapat menjadi alat yang sangat berharga untuk memahami diri sendiri dan orang lain. Dalam konteks perjodohan, weton membantu memberikan wawasan yang dapat membantu membangun hubungan yang harmonis dan bahagia.

Dengan memahami dan menghormati tradisi weton, kita tidak hanya menjaga warisan budaya leluhur, tetapi juga menemukan kebijaksanaan yang dapat diterapkan dalam kehidupan modern. Selamat mencoba menghitung weton Anda dan menemukan makna dalam tradisi yang telah diwariskan selama berabad-abad ini!

  • Gramedia.com. Cara Menghitung Weton Jawa Beserta Penafsirannya
  • Primbon.com. Weton Jawa
  • KataData.co.id. Cara Menghitung Weton dan Arti Penafsirannya
  • Gambar oleh Unsplah.com