20 Contoh Puisi Pendek dari Berbagai Tema, dilengkapi Pembahasaan + Unsur di dalamnya

20 Contoh Puisi Pendek dari Berbagai Tema, dilengkapi  Pembahasaan + Unsur di dalamnya

  • 20 contoh puisi pendek beberbagai macam tema pendidikan, agama, pahlawan, kemerdekaan lingkungan dan banyak lagi.
  • Puisi pendek ini juga dilengkapi penjelasan dan unsur-unsur puisi di dalamnya seperti majas, diksi, citraan, dan rima.

Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang memegang peranan penting dalam dunia literasi. Dengan memilih kata-kata yang indah dan bermakna dalam, puisi seringkali mampu mengungkapkan emosi, pengalaman, atau kesan penyairnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi adalah jenis karya sastra yang gaya bahasanya ditentukan oleh irama, ritma, serta penyusunan larik dan bait. Secara sederhana, puisi bisa membawa pembaca terhanyut dalam suasana dan perasaan yang ingin disampaikan oleh penyair.

Unsur-Unsur dalam Puisi

Sebagai karya sastra, puisi memiliki unsur-unsur pembentuk yang sama pentingnya. Unsur-unsur ini membantu menentukan struktur dan makna puisi. Berikut adalah beberapa unsur utama dalam puisi:

Diksi

Diksi atau pilihan kata merupakan salah satu unsur pembentuk puisi yang paling mendasar. Diksi dalam puisi biasanya bersifat konotatif atau bermakna kiasan.

Keindahan puisi sangat bergantung pada kemampuan penyair memilih dan memadukan kata-kata yang tepat. Melalui diksi yang baik, penyair dapat menyampaikan perasaan, situasi, dan kisah secara lebih hidup dan mendalam. Sebuah contoh penggunaan diksi adalah:

“Di sepertiga malam itu,
Rintik-rintik hujan kemudian membangunkan aku dari lelap
Mataku terbuka
Tiba-tiba, aku merasa rindu sekali bercerita kepada Tuhan.”

Majas

Majas atau gaya bahasa adalah cara-cara melukiskan sesuatu dengan menyamakan atau mengumpamakan sesuatu yang lain. Majas yang banyak digunakan dalam puisi antara lain majas perbandingan, metafora, dan personifikasi. Contoh penggunaan majas dalam puisi:

“Di sepertiga malam,
Rintik hujan ini membangunkan aku dari lelap.”

Baris ini menggunakan majas personifikasi untuk memberikan sifat manusia kepada hujan yang “membangunkan”.

Citraan

Citraan merupakan imajinasi yang muncul saat membaca karya sastra, yang berhubungan dengan penginderaan. Penyair menggunakan kata-kata yang memunculkan gambaran panca indera untuk membangkitkan pengalaman imajinatif pembaca.

Citraan dibagi menjadi citraan penglihatan, pendengaran, perasaan, pengecap, dan peraba. Contoh penggunaannya adalah:

“Gelap,
Belakangan, ini dunia bagaikan malam yang kelam sekali
Aku tidak dapat melihat warna dan tak bisa merasakan kilatan cahaya.”

Rima

Rima adalah pengulangan bunyi yang ada di dalam larik puisi atau pada akhir baris setiap puisi. Rima membuat puisi lebih indah dan harmonis. Contoh penggunaan rima dalam puisi:

“Gelap,
Aku berupaya keras untuk terlelap
Namun, karena merindukanmu, aku kemudian tak bisa terlelap
Tanpamu, Aku kembali mengalami malam yang pengap.”

Contoh Puisi Pendek Berbagai Tema

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang beragam tema yang bisa diangkat dalam puisi, berikut beberapa contoh puisi pendek dari berbagai tema:

Ibadah dan Spiritualitas

Sepertiga Malam

Di sepertiga malam itu,
Rintik-rintik hujan kemudian membangunkan aku dari lelap
Mataku terbuka
Tiba-tiba, aku merasa rindu sekali bercerita kepada Tuhan.

Tuhan, Lelahku hari ini menghasilkan tangis kejar
Aku ingin bangkit,
Namun realita yang tak sesuai kemudian harap kembali lagi menjatuhkanku
Tuhan, aku kemudian selalu ingin menutup hari dengan tawa
Namun selalu ada kecewa yang mendera-dera. Haruskah aku untuk berpura-pura bahagia?

Puisi ini menggambarkan suasana hati yang rindu akan ketenangan melalui hubungan spiritual. Di tengah malam yang sunyi, penulis menemukan momen refleksi dan komunikasi dengan Tuhan.

Sembahyang Rindu

Bahkan ombak ini menolak membawa rinduku kepadamu
Bersama angin kemudian disembahyangkan diri
Gelora doa serta dzikir ombak
Mentasbihkan ia pasir-pasir
Menghampar ia sepanjang waktu.

Kini baru kupahami
Rindu bertahun ku wirid di angin-angin malam
Belum sampai padamu
Seperti juga ombak pulang balik ke tepian
Hanya deru zikirku yang menjadi lantang.

Puisi ini menyentuh tema ibadah dan kerinduan kepada ilahi. Dengan menggambarkan alam sebagai medium doa, penulis menunjukkan betapa kuat dan mendalamnya perasaan rindu.

Kemanusiaan dan Keserakahan

Tak Puas

Hutan mulai menguning
Sungai telah beracun limbah
Ikan-ikan mati tak bersisa
Manusia serakah bisa menghancurkan alam.

Uang melimpah dan tak terhitung jumlah
Mataku silau pada harta namun tak tahu apa bunganya
Tanganku berlumur dosa alam yang tiada tara
Keserakahan ini tak berhenti menggurita.

Puisi ini mengangkat isu kritis terkait keserakahan manusia yang menyebabkan kerusakan alam. Dengan bahasa yang tajam dan menggugah, puisi ini menggambarkan bagaimana nilai materialistis bisa menghancurkan lingkungan.

Dunia Kini Minggu Pagi pun Merebak

Bagai daun kering yang berguguran
Tak henti-hentinya ia berguguran
Saat semuanya terlena dan berubah
Sekelompok manusia kemudian berencana yang mengubah.

Yang salah kemudian menjadi seperti biasa
Yang aneh kemudian menjadi seperti wajar
Hati-hatilah sayang
Itulah duniaku, kini.

Puisi ini menggambarkan perubahan drastis dalam nilai dan norma sosial. Dengan mengibaratkan kondisi dunia sekarang ini seperti daun kering yang berguguran, puisi ini memberikan peringatan akan dedikasi kita pada nilai-nilai benar yang mulai pudar.

Kasih Sayang Orang Tua

Anak Nakalku

Kemana saja kau hingga kotor wajahmu
Kesayanganku dengan wajah yang kotor
Aku mencarimu hingga ikut kotor
Namun aku tak sanggup tidur tanpa kamu.

Anakku,
Dan kesayanganku,
Aku mencarimu hingga ikut kotor
Kemudian mencuci semua bajumu
Aku menemukan permen karet di sepatumu.

Puisi ini menceritakan tentang cinta tanpa syarat dari seorang ibu kepada anaknya yang nakal. Meski anaknya seringkali membuatnya repot, sang ibu tetap mencintai dan merindukannya setiap saat.

Kesedihan dan Rindu

Bangku di Teras Rumahku

Di kala senja melebur dan mengelabu
Matahari lelah dan tak mau lagi duduk berbincang
Kursi yang ada di teras kemudian teramat nyaman jika kau disebelahnya
Aku masih berlama di sana.

Rasa sakit menjadi teramat berat hingga saat matahari tiba masih ingin ia terduduk
Aku telah beranjak
Mencoba mengeringkan luka serta berusaha merajut kembali
Tidak ada kamu dan matahari
Aku berteriak dalam kerinduan kepada jiwa-jiwa yang telah pergi.

Puisi ini menggambarkan kerinduan yang mendalam pada seseorang yang telah pergi. Teras rumah menjadi saksi bisu dari rasa kesepian dan luka yang tak kunjung sembuh.

Menyerah

Aku kini harus menyerah
Sudah kucoba bertahan namun tak kuasa
Rasa sakit telah terlalu parah hingga membuat hatiku pecah.

Besar harapanku untuk dapat bertahan namun hati tak dapat juga menerima
Aku ini harus menyerah
Rasa sakit telah terlalu parah hingga membuat hatiku pecah dan bergelimang darah.

Puisi ini mengisahkan perjalanan seseorang yang akhirnya memilih untuk menyerah setelah banyak mencoba bertahan. Rasa sakit dan luka yang terlalu mendalam membuatnya merasa tak mampu melanjutkan perjuangan.

Cinta dan Romansa

Aku Mencintaimu

Aku mampu bernarasi dan bercerita
Aku mampu berimaji dan mampu berpuisi
Padamu aku sungguh mencintai
Luasnya benua kemudian tak seluas harapanku.

Indahnya senja kemudian sama indahnya dengan puisiku
Aku lumpuh jika aku jadi kehilangan
Kehilangan segala urusan bait-bait
Juga kehilangan cinta sepertimu.

Puisi ini memberikan gambaran tentang perasaan cinta yang mendalam. Penulis mengungkapkan betapa cinta itu memberikannya kekuatan dan inspirasi dalam hidup.

Persahabatan dan Motivasi

Bintang untuk Sahabat

Malam sepi ini menarikku untuk keluar dari rumah.
Kupandangi langit malam yang bertaburkan bintang
Kuterbangkan aku dan sahabatku ke langit ketujuh.

Kuraih bintang-bintang terindah,
Dan kupersembahkan untuk ia sahabatku
Yang selalu menemaniku.

Puisi ini menyentuh tema persahabatan yang kuat. Penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada sahabatnya yang selalu ada untuknya di setiap waktu.

Motivator Sejati

Sang sahabat utusan Tuhan
Ajakan serta nasihat yang engkau beri
Guna dewasaku di masa depan.

Motivator sejati
Kau beri penataran serta ciptakan solusi
Dari perangkap kehidupan yang membelenggu pemikiran
Semangat motivasi tak henti.

Puisi ini menggambarkan sosok sahabat sebagai seorang motivator. Keberadaan sahabat memberikan inspirasi dan dorongan untuk terus maju menghadapi kehidupan.

Penghianatan Sahabat

Kau hadir
Dalam suka serta dukaku
Namun kini semua berubah
Kau tusuk aku dari belakang.

Kau balas persahabatan ini dengan itu
Mungkin hanya seperti itu saja arti sahabat bagimu
Penjilat yang menusuk dari belakang
Meninggalkan luka yang mendalam.

Puisi ini menggambarkan rasa sakit dan kekecewaan akibat pengkhianatan seorang sahabat. Melalui kata-kata yang emosional, penulis mengungkapkan betapa luka karena sahabat sangat menyakitkan.

Pendidikan

Aku dan Masa Depanku

Ketika sang mentari menampakkan sinarnya
Buku-buku yang memandangku
Aku siap demi masa depanku.

Semangat yang membara
Membangkitkan jiwa dan raga
Kutatap mentari dan berkata
Aku siap demi masa depanku.

Puisi ini menekankan pentingnya pendidikan dalam mencapai cita-cita dan masa depan yang cerah. Semangat yang membara menjadi kunci keberhasilan dalam belajar.

Pena

Kuikat ilmu dengannya
Kutulis kisah sejarah bersamanya
Kugapai cita-cita dengannya.

Tak lupa teriring doa dan usaha
Sebagai wujud penghambaanku pada sang pencipta
Bersamanya, kutulis cerita cinta berbau surga
Agar manusia tak terjebak pada dunia yang fana.

Puisi ini menyoroti peran pena sebagai simbol pengetahuan. Melalui pena, penulis mampu meraih cita-cita dan menyebarkan ilmu kepada sesama.

Lentera Pendidikan

Langkah kaki menapaki jalan
Tak tahu arah tujuan
Pendidikanlah yang menjadi jalannya.

Cahaya di tengah kegelapan
Menerangi setiap kehidupan
Menumpas segala kebodohan
Yang merusak masa depan.

Puisi ini menggambarkan pentingnya pendidikan sebagai cahaya yang menerangi jalan kehidupan. Pendidikan adalah kunci untuk mengatasi kebodohan dan membangun masa depan yang lebih baik.

Lingkungan

Diam

Ada duka yang berselimut
Hutan hancur
Kini hanya ada kesedihan.

Angin tidak lagi sejuk
Keindahan tersisa hanya dalam tajuk
Hutan kita hancur
Tersisa penghuni sedang menangis tersungkur.

Puisi ini menggambarkan kesedihan akibat kerusakan lingkungan. Alam yang hancur menimbulkan duka yang mendalam bagi seluruh penghuninya.

Lingkungan yang Indah

Oh lingkungan,
Kau bagai permata di mataku
Karena kau dunia ini menjadi indah.

Namun sayang,
Tanaman dan bunga-bungamu
Sering dipetik dan dirusak orang
Sehingga hilang keindahanmu.

Puisi ini menggambarkan keindahan alam yang sering diabaikan dan dirusak oleh manusia. Pesan yang ingin disampaikan adalah pentingnya menjaga dan merawat lingkungan.

Asap Keresahan

Asap yang telah merebut kebahagiaan
Asap keserakahan yang membeli kebahagiaan
Wahai asap, hentikan kejahatanmu.

Kau merebut pagiku nan indah itu
Kau merebut udara segar yang kuhirup itu
Kau juga merebut kesejukan itu
Jawablah wahai asap, hentikan penderitaanku.

Puisi ini menggambarkan kerugian besar yang ditimbulkan oleh polusi asap. Asap yang dihasilkan dari keserakahan manusia merusak kualitas hidup dan keindahan alam.

Kemerdekaan dan Patriotisme

Benderaku

Ini benderaku, dua warna
Telah digambar dengan tubuh memar pahlawan
Merahnya membasahi bumi pertiwi.

Ku ingin jadi angin
Bergabung kau, kau, kau hingga menggunung
Menjaga bendera tetap berkibar.

Puisi ini menggambarkan semangat patriotisme dengan simbol bendera merah putih. Bendera yang membasahi bumi pertiwi melambangkan perjuangan dan pengorbanan para pahlawan.

Indonesia

Indonesia, ke mana hati kita tanam dalam-dalam
Ingatlah Soepomo, Syahrir, Soekarno dalam ide juangnya.

Mereka belum mati
Ruhnya masih bersemayam di setiap nurani anak-anak bangsa
Semangatnya masih menggema dalam dada
Masihkah kita bertanya
Sudahkah kita merdeka?

Puisi ini mengajak kita untuk merenungkan kembali semangat perjuangan para pahlawan. Meski mereka telah tiada, semangat dan ruh perjuangannya masih hidup dalam diri setiap anak bangsa.

Garuda Pancasila

Dari Sabang sampai Merauke
Ada Garuda Pancasila di jiwa mereka
Kesaktian Pancasila tidak diragukan lagi.

Entah sampai kapan
Tak terbatas ruang dan waktu
Dari anak-anak sampai tua
Semua cinta Garuda Pancasila.

Puisi ini menggambarkan pentingnya Pancasila sebagai pedoman hidup bernegara. Kesaktian Pancasila yang mencakup seluruh jiwa dan raga bangsa Indonesia adalah dasar persatuan yang kuat.

Pahlawan dan Kepahlawanan

Pahlawan

Ajarkan aku wahai pahlawanku
Untuk cinta negeri nusantara ini
Nusantara yang engkau perjuangkan dengan gigih dan berani.

Semangat juangmu
Semangat untuk merdeka
Semangat untuk berdaulat
Semangat untuk kemakmuran.

Puisi ini mengajak kita untuk belajar dari semangat juang para pahlawan. Pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan memberi kita inspirasi untuk mencintai dan membangun negeri ini dengan semangat yang sama.

Diponegoro

Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api.

Tak gentar
Lawan banyaknya seratus kali
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

Puisi ini menggambarkan semangat perjuangan Pangeran Diponegoro yang tak pernah pudar. Dengan keberanian dan semangat yang membara, Diponegoro menjadi simbol perlawanan terhadap penjajah.

Putra-Putra Ibu Pertiwi

Bagai wanita yang tak ber-ka-be saja
Ibu pertiwi terus melahirkan putra-putranya
Pahlawan-pahlawan bangsa.

Ada yang gugur gagah dalam gigih perlawanan
Merebut dan mempertahankan kemerdekaan
Beberapa kuntum dipetik bidadari sambil senyum
Membawanya ke surga tinggalkan harum.

Puisi ini menggambarkan bagaimana ibu pertiwi terus melahirkan pahlawan-pahlawan bangsa. Pahlawan yang gugur demi perjuangan kemerdekaan mereka adalah bunga-bunga harum yang dikenang oleh sejarah.

Kesimpulan

Puisi adalah cara yang indah untuk mengungkapkan berbagai perasaan dan pemikiran. Dengan memahami unsur-unsur puisi seperti diksi, majas, citraan, dan rima, kita dapat membuat dan menikmati puisi dengan lebih baik.

Berbagai contoh puisi pendek di atas menunjukkan bahwa puisi bisa mengangkat beragam tema, mulai dari ibadah, kemanusiaan, kasih sayang orang tua, kesedihan, cinta, persahabatan, pendidikan, lingkungan, hingga patriotisme dan kepahlawanan. Membaca dan memahami puisi tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga memperkaya jiwa dan emosi kita.

  • Ruangguru.com. 50 Contoh Puisi Pendek Bermacam Tema dan Makna | Bahasa Indonesia Kelas 8
  • Gramedia.com. 15 Contoh Puisi Pendek dari Berbagai Tema dan Unsur Puisi
  • Brainacademy.is. 60 Contoh Puisi Pendek yang Menyentuh Hati
  • Ilustrasi oleh Unsplah.com