Bhineka Tunggal Ika: Pengertian, Arti, Makna, dan Sejarah

Bhineka Tunggal Ika: Pengertian, Arti, Makna, dan Sejarah

  • Arti bhineka tunggal ika adalah ‘beraneka ragam tetapi satu’.
  • Secara esensial, semboyan Bhineka Tunggal Ika menegaskan bahwa meskipun Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya, kita tetap merupakan satu kesatuan.

Sebagai negara dengan beragam suku, budaya, agama, dan kepercayaan, Indonesia memiliki semboyan nasional yang mencerminkan keberagaman dan persatuan, yaitu Bhineka Tunggal Ika.

Semboyan ini tidak hanya sekadar kata-kata, tetapi juga menjadi dasar pemersatu serta identitas bangsa Indonesia. Frasa ini tertulis gagah di bawah lambang negara, Garuda Pancasila, dan mengukuhkan posisi pentingnya dalam menjaga keharmonisan sosial di Tanah Air.

Keberagaman di Indonesia bukanlah sesuatu yang baru. Sejak zaman kuno, wilayah Nusantara telah menjadi tempat bertemunya berbagai budaya dan agama. Kehadiran bangsa asing yang membawa ajaran agama baru memperkaya spektrum budaya dan kepercayaan di Nusantara. Bhineka Tunggal Ika mencerminkan realitas ini dengan menegaskan bahwa meskipun beragam, Indonesia tetap satu.

Pengertian Bhineka Tunggal Ika

Secara harfiah, Bhineka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno yang terdiri dari tiga kata: ‘Bhinneka’ yang berarti ‘beraneka ragam’, ‘Tunggal’ yang berarti ‘satu’, dan ‘Ika’ yang berarti ‘itu’. Jadi, jika diterjemahkan, Bhineka Tunggal Ika berarti ‘beraneka ragam tetapi satu’.

Bhineka Tunggal Ika pertama kali muncul dalam Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular pada masa Kerajaan Majapahit di abad ke-14. Kitab ini mengandung pesan toleransi antara umat Hindu dan Buddha pada masa itu, menggambarkan cara hidup berdampingan dalam harmoni.

Salah satu kutipan terkenal dari Kitab Sutasoma adalah:
“Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.”

Artinya, “Konon antara ajaran Buddha dan Siwa berbeda, namun kapan Tuhan dapat dibagi-bagi, sebab kebenaran Jina dan Siwa adalah tunggal, berbeda itu tapi satu jualah itu, tak ada dharma yang mendua tujuan.”

Arti dan Makna Bhineka Tunggal Ika

Keberagaman yang Bersatu

Bhineka Tunggal Ika mengajarkan bahwa meskipun Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan budaya, kita tetap bersatu sebagai satu bangsa. Keberagaman ini bukanlah penghalang, melainkan kekuatan yang harus dirayakan dan dijaga bersama.

Contoh nyata dari keberagaman yang bersatu ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia, di mana berbagai tradisi dan budaya hidup berdampingan dalam satu masyarakat.

Toleransi dan Saling Menghormati

Semboyan ini juga menekankan pentingnya nilai-nilai toleransi dan saling menghormati. Dalam konteks keberagaman, toleransi menjadi kunci untuk hidup harmonis.

Bhineka Tunggal Ika mengajarkan bahwa setiap individu memiliki hak untuk menjalankan keyakinan dan budayanya sendiri tanpa merasa terancam atau diancam. Pentingnya penghormatan terhadap hak-hak individu dan kelompok di tengah keberagaman ini menjadi landasan utama untuk kebersamaan yang harmonis.

Persatuan dalam Perbedaan

Meskipun kita berbeda dalam suku, agama, dan budaya, Bhineka Tunggal Ika mengajarkan bahwa persatuan harus tetap dijaga. Sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah contoh kongkret bagaimana persatuan dalam perbedaan dapat menghasilkan kebebasan dan kemerdekaan.

Semua warga negara Indonesia memiliki tanggung jawab untuk bekerja sama dalam mencapai kemajuan bersama dan membangun bangsa yang kuat.

Kekayaan Budaya dan Keunikan

Keberagaman budaya Indonesia adalah kekayaan yang harus dijaga. Bhineka Tunggal Ika mencerminkan kekayaan ini dengan mengakui dan menghargai berbagai tradisi, bahasa, kesenian, dan adat istiadat yang tersebar di seluruh Nusantara. Warisan budaya yang beragam ini merupakan identitas bangsa yang harus dipertahankan dan dilestarikan.

Sejarah Bhineka Tunggal Ika

Sejarah Bhineka Tunggal Ika bermula pada abad ke-14 di pulau Jawa, Indonesia. Semboyan ini pertama kali ditemukan dalam Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular. Pada masa itu, pesan Bhineka Tunggal Ika menegaskan pentingnya toleransi dan persatuan di antara berbagai kepercayaan dan keyakinan yang ada di Nusantara.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Bhineka Tunggal Ika diadopsi sebagai semboyan nasional. Proses ini tidak lepas dari peran tokoh-tokoh nasional seperti Muhammad Yamin dan Bung Karno yang memperkenalkan dan mengukuhkan semboyan ini.

Pada 18 Agustus 1950, Bhineka Tunggal Ika secara resmi dijadikan semboyan negara dan dituangkan dalam Pasal 36A Undang-Undang Dasar 1945. Semboyan ini menjadi prinsip yang melandasi kerukunan dan persatuan di Indonesia, menghargai keberagaman suku, agama, ras, dan budaya sebagai sumber kekayaan bangsa.

Fungsi Bhineka Tunggal Ika dalam Kehidupan Berbangsa

Mempertahankan Kerukunan Sosial

Bhineka Tunggal Ika menjadi landasan dalam menjaga kerukunan sosial di Indonesia. Semboyan ini mengajarkan bahwa di tengah keberagaman yang ada, masyarakat Indonesia harus mampu hidup berdampingan dengan rasa saling menghormati.

Program-program pemerintah dan kebijakan yang mendukung kerukunan sosial menjadi bentuk nyata dari penerapan nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika.

Menghormati Perbedaan

Semboyan ini mendorong masyarakat untuk menghormati perbedaan dalam suku, agama, ras, dan budaya. Era globalisasi dan perkembangan teknologi semakin mempertegas pentingnya toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan.

Bhineka Tunggal Ika menjadi pedoman bagi masyarakat untuk menghadapi berbagai tantangan sosial dengan sikap inklusif dan saling menghargai.

Membangun Persatuan

Bhineka Tunggal Ika menekankan pentingnya persatuan di tengah perbedaan. Persatuan nasional adalah fondasi bagi pembangunan yang berkelanjutan. Gerakan-gerakan masyarakat dan inisiatif yang mempromosikan persatuan menjadi contoh bagaimana semboyan ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Memperkuat Identitas Nasional

Sebagai simbol dari keberagaman dan persatuan, Bhineka Tunggal Ika memperkuat identitas nasional Indonesia. Pendidikan dan media memegang peranan penting dalam menyebarkan dan menanamkan nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika di kalangan generasi muda. Melalui pendidikan multikultural, nilai-nilai keberagaman dan persatuan dapat terus diwariskan kepada generasi berikutnya.

Kesimpulan

Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan yang mencerminkan keberagaman dan persatuan bangsa Indonesia. Meskipun terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya, kita tetap bersatu sebagai satu bangsa. Penting bagi setiap warga negara Indonesia untuk menjaga dan mempromosikan nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai masyarakat yang hidup dalam keberagaman, mari kita terus memperkuat persatuan dengan menghormati perbedaan dan menjaga kerukunan. Bhineka Tunggal Ika bukan hanya semboyan, tetapi juga identitas yang harus kita pegang teguh untuk masa depan yang harmonis dan bersatu.

Berbagilah artikel ini kepada teman-teman atau keluarga agar lebih banyak orang yang mendapatkan manfaat dari pengetahuan tentang kekayaan budaya dan agama di Indonesia.