Bagaimana Virus Bereproduksi? Tahapan, Daur Litik dan Lisogenik

Bagaimana Virus Bereproduksi? Tahapan, Daur Litik dan Lisogenik

  • Bagaimana virus bereproduksi? Virus tidak dapat bereproduksi sendiri dan sepenuhnya mengandalkan sel inang untuk memperbanyak diri.
  • Terdapat dua cara utama replikasi virus, yaitu daur litik yang menyebabkan kematian sel inang dan daur lisogenik yang memungkinkan virus bersembunyi dalam DNA sel inang hingga kondisi tertentu mengaktifkannya kembali.

Virus adalah mikroorganisme yang sangat unik dan memiliki dampak signifikan pada kehidupan manusia, hewan, dan bahkan tumbuhan. Walaupun ukurannya sangat kecil dan tidak terlihat oleh mata telanjang, virus memiliki kemampuan untuk menyebabkan berbagai penyakit yang serius dan mengancam jiwa.

Untuk memahami bagaimana cara virus menyebar dan memberikan dampak yang besar, penting untuk mempelajari bagaimana virus bereproduksi.

Artikel ini akan mengulas secara mendalam proses reproduksi virus, yang merupakan kunci dalam memahami bagaimana virus dapat menyebar dan menyebabkan penyakit.

Mengenal Virus Secara Umum

Kata “virus” berasal dari bahasa Latin yang berarti “racun”. Virus pertama kali diidentifikasi pada tahun 1883 oleh ilmuwan Jerman A. Mayer yang meneliti penyakit pada tanaman tembakau.

Penemuan ini kemudian disempurnakan oleh Dmitri Iwanowski pada tahun 1892 dan akhirnya oleh Martinus W. Beijerinck yang menyebut agen penyebab penyakit tersebut sebagai virus.

Virus berbeda dari organisme hidup lainnya karena tidak memiliki komponen seluler seperti dinding sel, membran sel, atau sitoplasma. Struktur dasar virus terdiri dari asam nukleat (DNA atau RNA) yang dilindungi oleh protein kapsid.

Agar Bisa Bereproduksi, Virus Membutuhkan Inang

Salah satu ciri khas virus adalah sifatnya yang parasit obligat intraseluler, yang berarti virus hanya dapat berkembang biak di dalam sel organisme lain yang disebut sebagai sel inang.

Virus tidak memiliki mesin metabolik sendiri dan sepenuhnya bergantung pada sel inang untuk mendapatkan energi dan bahan baku yang diperlukan untuk sintesis proteinnya.

Proses infeksi virus dimulai ketika virus menemukan sel inang yang sesuai. Ini melibatkan interaksi spesifik antara protein reseptor pada permukaan virus dan reseptor pada membran sel inang. Jika protein reseptor pada virus cocok dengan reseptor pada sel inang, virus dapat menempel dan memulai proses infeksi.

Tahapan Reproduksi Virus

Proses reproduksi virus terdiri dari beberapa tahap yang dikenal dengan tahapan litik dan lisogenik, tergantung pada jenis virus dan kondisi sel inang.

1. Tahap Pelekatan (Adsorpsi)

Tahap pertama dalam proses reproduksi virus adalah pelekatan atau adsorpsi. Pada tahap ini, partikel virus menempel pada reseptor permukaan sel inang. Reseptor ini adalah protein khusus yang terdapat pada membran plasma sel inang.

Proses ini sangat spesifik dan menentukan apakah virus dapat menginfeksi sel inang tertentu atau tidak. Misalnya, virus influenza memiliki protein hemaglutinin yang mengikat reseptor sialic acid pada sel saluran pernapasan manusia.

2. Tahap Penetrasi

Setelah pelekatan berhasil, tahap berikutnya adalah penetrasi, di mana virus atau material genetiknya memasuki sitoplasma sel inang.

Metode penetrasi bisa bervariasi, mulai dari fusi langsung dengan membran sel inang, endositosis, atau injeksi asam nukleat ke dalam sel inang.

3. Tahap Replikasi dan Sintesis

Setelah masuk ke dalam sel inang, asam nukleat virus menginstruksikan sel inang untuk mereplikasi materi genetik virus dan mensintesis protein virus. Proses ini mengubah sel inang menjadi “pabrik” virus, menguasai mesin seluler yang ada untuk memproduksi komponen-komponen virus baru.

Misalnya, pada replikasi virus DNA, DNA virus akan menggunakan enzim DNA polimerase dari sel inang untuk memperbanyak DNA virus. Pada virus RNA, proses ini bisa langsung dilakukan melalui translasi RNA menjadi protein.

4. Tahap Pematangan

Pada tahap pematangan, komponen-komponen virus baru yang telah diproduksi akan dirakit menjadi virion yang lengkap. Asam nukleat dan protein virus bergabung membentuk kapsid virus yang utuh.

Proses ini sangat teratur dan melibatkan banyak langkah biokimia untuk memastikan bahwa setiap partikel virus baru berfungsi dengan baik.

5. Tahap Pelepasan (Lisis)

Langkah terakhir dalam siklus reproduksi virus adalah pelepasan atau lisis. Pada tahap ini, sel inang pecah dan melepaskan virus-virus baru yang telah terbentuk. Virus baru ini kemudian dapat menginfeksi sel inang lain dan mengulangi siklus reproduksi.

Pada virus tertentu, pelepasan bisa dilakukan tanpa merusak sel inang, melalui proses eksositosis atau pemisahan dari membran sel inang.

Daur Litik vs Daur Lisogenik

Virus dapat berkembang biak melalui dua macam daur utama: daur litik dan daur lisogenik. Keduanya memiliki perbedaan utama dalam cara dan dampak reproduksinya pada sel inang.

Daur Litik

daur litik pada virus
Daur litik pada virus

Daur litik adalah proses replikasi virus yang disertai dengan kematian sel inang. Tahapan dalam daur litik melibatkan: adsorpsi, penetrasi, sintesis, pematangan, dan lisis.

Proses ini berlangsung cepat dan efisien, dengan sel inang yang pecah dan melepaskan banyak virus baru dalam waktu singkat.

Contoh virus yang menggunakan daur litik adalah virus influenza dan virus rabies.

Daur Lisogenik

Daur lisogenik pada virus
Daur lisogenik pada virus

Berbeda dengan daur litik, daur lisogenik terjadi tanpa menghancurkan sel inang secara langsung. Dalam daur ini, materi genetik virus (disebut profag) diintegrasikan ke dalam DNA sel inang.

Profag ini dapat tetap tidak aktif dalam sel inang untuk periode waktu tertentu sambil bereplikasi bersama dengan DNA sel inang selama pembelahan sel. Namun, dalam kondisi tertentu, profag dapat diaktifkan kembali dan memasuki daur litik.

Contoh virus yang menggunakan daur lisogenik adalah bakteriofag lambda.

Contoh Kasus: Replikasi Virus Covid-19

Virus corona, penyebab Covid-19, adalah contoh yang sangat relevan dari bagaimana virus bereproduksi dalam sel inang manusia. Virus ini menggunakan reseptor ACE2 pada sel-sel saluran pernapasan manusia untuk memulai infeksi. Setelah masuk ke dalam sel, RNA virus akan menggunakan mesin seluler untuk membuat salinan RNA dan protein virus.

Proses ini melibatkan kompleks replikasi RNA yang sangat efisien, memungkinkannya untuk memperbanyak diri dengan cepat. Virus-virus baru yang terbentuk kemudian dilepaskan dari sel inang melalui proses eksositosis.

Dampak dari replikasi virus ini bisa sangat merusak jaringan di saluran pernapasan, menyebabkan respons inflamasi yang kuat dan gejala-gejala klinis yang serius pada penderita Covid-19.

Penyebaran virus yang sangat cepat dari satu individu ke individu lainnya juga merupakan salah satu alasan mengapa pandemi Covid-19 begitu sulit dikendalikan.

Kesimpulan

Proses reproduksi virus adalah fenomena yang kompleks dan melibatkan berbagai tahap krusial mulai dari pelekatan hingga pelepasan. Virus tidak dapat bereproduksi sendiri dan sepenuhnya mengandalkan sel inang untuk memperbanyak diri.

Terdapat dua cara utama replikasi virus, yaitu daur litik yang menyebabkan kematian sel inang dan daur lisogenik yang memungkinkan virus bersembunyi dalam DNA sel inang hingga kondisi tertentu mengaktifkannya kembali.

Memahami mekanisme reproduksi virus adalah langkah penting dalam pengembangan strategi penanganan dan pencegahan penyakit-penyakit viral yang mengancam kehidupan.

  • Puspaningsih, A.r., Tjahjadarmawan, E., dan Krisdianti, N.R., 2021, Ilmu Pengetahuan Alam Kelas SMA Kelas X, Jakarta Pusat: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
  • Tirto.id. Cara Virus Berkembang Biak Melalui Replikasi Litik dan Lisogenik